Koneksi WiFi yang andal, aman, dan hemat biaya kini menjadi kebutuhan primer untuk menunjang aktivitas sekolah, bekerja, hingga bisnis online. Namun, tak jarang koneksi WiFi kerap bermasalah, mulai dari pause saat download dan upload, koneksi terputus sehingga harus reconnect, dan waktu tunggu yang lama untuk terhubung dengan WiFi publik.
Khusus untuk aktivitas bisnis, koneksi WiFi yang andal tidak lagi dapat ditawar. Kemajuan WiFi dapat memberikan fleksibilitas, skalabilitas, dan efisiensi biaya agar korporasi dapat memenuhi tantangan di era IoT dan BYOD modern.
Hanya saja, sebagian besar vendor wireless masih menawarkan solusi dengan arsitektur WiFi berbasis single-channel architectures (SCA)atau multi-channel architectures (MCA) yang tidak selalu menjadi pilihan terbaik. Lalu bagaimana hybrid wireless dari Allied Telesis bisa mengoptimalkan penggunaan SCA dan MCA sehingga mendapat pengakuan dari Gartner Magic Quadrant? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Koneksi WiFi Multi-Channel Architectures (MCA)
Multi-Channel Architectures (MCA) merupakan WLAN korporasi pertama yang hingga kini masih digunakan oleh sebagain besar vendor. MCA menyediakan beberapa saluran radio untuk mengakses WLAN, yang harus dipilih untuk bisa terhubung ke Access Point (AP).
Pengguna perangkat mobile seperti ponsel dan laptop harus memilih AP mana yang akan diakses. Ketika perangkat bergerak keluar dari jangkauan AP (roaming), maka akan terjadi penurunan kekuatan sinyal sehingga harus mencari AP WiFi lain untuk tetap terkoneksi.
Kecepatan akses MCA cenderung lambat dan rawan terjadi kesalahan. Ketika scanning AP memakan waktu dan tidak dapat menjamin untuk roaming karena mobilitas bukan fokus utama di awal era WiFi.
MCA menggunakan ruang frekuensi terbatas sehingga dapat menyebabkan interferensi. Penempatan AP yang tidak tepat dan perencanaan channel yang buruk juga dapat memicu terjadinya interferensi.
Menyoal kompleksitas penerapan, arsitektur MCA tidak menerapkan manajemen sumber daya radio otomatis dan mekanisme untuk menghindari interferensi karena memerlukan setting channel dan tuning secara manual. Oleh karena itu, konfigurasi MCA memakan waktu, memerlukan survei post-site, dan keterlibatan tenaga ahli untuk hasil terbaik. Butuh perencanaan dan instalasi MCA secara cermat, hal itu lantaran proses deployment sangat rumit serta tingginya biaya instalasi dan pemeliharaan.
Koneksi WiFi Single-Channel Architectures (SCA)
Dibandingkan MCA, sistem WiFi Single-Channel Architectures (SCA) mengontrol WLAN dan memutus asosiasi client-channel dan faktor roaming. Klien dapat melihat seluruh jaringan sebagai satu Access Point WiFi sebagai satu Basic service Set Identification (BSSID).
AP akan bekerja sama untuk memilih AP paling optimal untuk setiap client danpengguna tidak mengetahui ketika proses reconnecting. SCA mengatasi sejumlah tantangan pada roaming MCA ketika semua client wireless terhubung pada satu saluran radio dan semua AP WiFi menggunakan BSSID yang sama sehingga mampu menyederhanakan roaming.
SCA bekerja hanya pada AP WiFi optimal yang merespons permintaan koneksi dari client. AP WiFi akan berbagi informasi client (misalnya, kekuatan sinyal) untuk roaming dan mobilitas yang lebih baik. Di sisi lain, cara kerja ini mengorbankan throughput data berkapasitas tinggi.
Selain itu, mengingat hanya satu client yang dapat mengirimkan pada satu waktu pada saluran radio tunggal, SCA kurang cocok untuk diterapkan di lingkungan yang membutuhkan proses pengiriman bagi beberapa client secara bersamaan. Kekurangan ini yang menjadi pertimbangan utama banyak korporasi sehingga lebih memilih MCA dibandingkan SCA.
Solusi Hybrid WiFi Padukan Manfaat MCA dan SCA
Kekurangan MCA dan SCA yang tidak mampu bekerja optimal untuk roaming berkinerja tinggi dan komunikasi throughput tinggi menuntut korporasi harus memilih solusi lain atau menggabungkan keduanya demi mengoptimalkan penerapan WLAN. Hanya saja, menggabungkan SCA dan MCA dari dua vendor berbeda dan sistem manajemen beragam akan berimbas pada meningkatnya biaya operasional WLAN.
Hybrid WiFi menjadi solusi untuk mengatasi tantangan saat menerapkan MCA dan SCA dengan menggabungkan manfaat keduanya. Solusi hybrid WiFi yang mengimplementasikan kedua arsitektur pada AP yang sama dan menggunakan platform manajemen umum dapat menghindari masalah tersebut.
Salah satu solusi hybrid WiFi paling menonjol menggunakan pendekatan Autonomous Wave Control with Channel Blanket (AWC-CB) yang menggabungkan kelebihan arsitektur SCA dan MCA, memungkinkan operasinal keduanya secara bersamaan. Sistem AWC-CB diimplementasikan dalam software dan menghilangkan masalah roaming dan gelombang radio menggunakan single channel.
Penggunaan AWC-CB juga dapat menghindari kehilangan paket karena roaming dan memastikan pengoperasioan optimal untuk perangkat seluler. AWC-CB juga mendukung komunikasi WiFi berkecepatan tinggi dengan mempertahankan jumlah koneksi client yang optimal.
Hybrid WiFi mampu menawarkan pengalaman koneksi superior berkat dukungan AWC-CB, kompatibilitas IEEE 802.11ac Wave 2, radio bands 2,4GHz dan 5GHz secara bersamaan tanpa interferensi, roaming kecepatan tinggi yang otomatis terhubung ke AP lain, manajemen mudah dengan Vista Manager EX, hingga kemudahan deployment dan konfigurasi.
Solusi Hybrid WiFi dari Allied Telesis
Allied Telesis menawarkan solusi AWC-CB yang tidak memerlukan konfigurasi channel karena berbasis pengaturan otomatis, arsitektur multi-channel dan single-channel beroperasi secara bersamaan dari satu AP secara seamless. Implementasi solusi tertanam dalam hardware yang kompatibel dengan Allied Telesis AWC-CB (termasuk Allied Telesis TQ5403).
Kemampuan hybrid WiFi dari Allied Telesis mendapat pengakuan dari Gartner dalam Magic Quadrant for Wired and Wireless LAN Access Infrastructure.
“Alleid Telesis memiliki Access Point (AP) yang mendukung arsitektur channel blanket, yang dapat menyederhanakan perencanaan channel dan memungkinkan roaming tanpa batas di lingkungan dengan kepadatan tinggi dengan menghilangkan gangguan pada co-channel,” Gartner Magic Quadrant for Wired and Wireless LAN Access Infrastructure.
Solusi hybrid WiFi Allied Telesis menghadirkan inovasi teknologi, termasuk Ethernet berkecepatan tinggi, latensi rendah, dan hardware lebih cepat yang memungkinkan algoritma terdepan untuk menyesuaikan radio power AP dan mengalokasikan channel secara otomatis dan cerdas. Solusi Allied Telesis juga mendukung beberapa standar WiFi terbaru, termasuk IEEE 802.11k/r/v, 802.11ac wave 2 untuk memastikan roaming berkecepatan tinggi, komunikasi berkinerja tinggi, efisiensi sumber daya, serta fleksibilitas konfigurasi dan penerapan.
Solusi AWC-CB dari Allied Telesis telah menggabungkan keunggulan SCA dan MCA dalam satu produk yang mengimplementasikan virtual AP dalam software, menghilangkan kebutuhan klien roaming untuk beralih AP. Di saat yang sama juga memberikan skalabilitas dan kemampuan beradaptasi dengan persyaratan konektivitas berbagai perangkat nirkabel, serta menawarkan manajemen konfigurasi penyebaran otomatis untuk mendukung lingkungan IoT dan BYOD modern serta user friendly untuk optimalisasi CAPEX dan OPEX.
Optimalkan Koneksi WiFi dengan Allied Telesis dari XDC
Untuk mengoptimalkan produkivitas dan kolaborasi dengan tim kerja, Anda perlu koneksi WiFi yang stabil agar kinerja lebih optimal. XDC Indonesia sebagai distributor resmi Allied Telesis di Indonesia menawarkan solusi hybrid wireless system.
XDC memiliki tim profesional dan bersertifikasi yang siap membantu Anda melewati setiap proses, mulai dari konsultasi hingga dukungan after sales untuk menjamin keamanan aplikasi dan bisnis Anda. Dapatkan solusi Allied Telesis dari XDC sekarang dengan menghubungi kami lebih lanjut di novaldi@xdc-indonesia.com.